Kisah Ashabul kahfi ialah kisah yang telah terjadi sekitar ratusan tahun
silam. Namun, kisah ini masih terus diceritakan kepada anak cucu
layaknya sebuah warisan. Ashabul kahfi menceritakan tujuh orang pemuda
dan seekor anjing yang ditidurkan oleh Allah swt selama 309 tahun. Kisah
ashabul kahfi dapat kita temui dalam al-Quran surat al-Kahfi.
Kisah al-Kahfi banyak sekali diangkat dalam sebuah diskusi ataupun dapat
dengan mudah kita dapatkan dalam sebuah media seperti sekarang ini.
Namun, banyak yang di antara kisah Ashabul kahfi yang mereka terangkan
tidak begitu terlihat latar belakang penyebab terjadinya peristiwa
Ashabul Kahfi dan apa makna yang terkandung dalam ceriita tersebut. Hal
yang paling sering ditanyakan oleh para pembaca ialah siapa ke tujuh
orang yang termasuk dalam Ashabul Kahfi dan bagaimana kronologis mereka
bisa bertemu. Dan dalam kesempatan
islamnyamuslim.com akan memaparkan
kisah ini kepada Anda sekalian. Kisah ini sangat panjang karena kami
memaparkan ketujuh pemuda Ashabul Kahfi dan kejadian apa sesudahnya..
bacalah dengan perlahan. Berikut kisahnya:
Syam adalah sebuah negeri yang termasuk dalam kekuasaan Romawi dan
selalu diperintah oleh gubernur-gubernur yang amat kejam. Salah satunya
ialah Daqianus .
Daqianus ialah seorang penyembah berhala yang amat fanatik. Ia menyebar
mata-mata ke seluruh negeri Syam untuk mengetahui orang-orang yang tidak
menyembah berhala. Jika ia menemukan orang yang tidak menyembah berhala
seperti yang Daqianus lakukan maka, ia mereka akan diseret ke hadapan
Daqianus.
Mereka yang tidak menyembah berhala akan di seret ke alun-alun dan
dipenggal di sana. Daqianus ialah manusia dengan hati bagai batu. Ia
tertawa lebar menyaksikan jerit dan tangisan keluarga yang ditinggal dan
disaksikan oleh seluruh penduduk Syam.
Setiap kali kaisar Romawi mengabarkan bahwa ia sangat senang dengan
kepemimpinan Daqianus. Maka, Daqianus segera menggelar pesta besar.
Suatu hari Daqianus, mengadakan pesta pernikahan besar. Ia mengundang
seluruh rakyatnya untuk hadir tanpa terkecuali. Seluruh penduduk
diperintahkan agar menghias rumahnya dengan lampu-lampu yang cantik.
Para pengawal juga mengabarkan bahwa Gubernur agung Daqianus akan
memberikan hadiah kepada para rakyatnya sebagai balasan telah bekerja
keras. Sambil mengundang rakyat, prajurit juga mengancam aga tidak ada
aktivitas lain selain menghadiri pesta pernikahan yang diadakan oleh
Daqianus.
Hari yang dinanti nati itu pun tiba. Orang-orang berkumpul di sekitar
istana yang dikelilingi sebuah parit yang sangat lebar. Mereka menari
dan bernyanyi bersama. Sementara itu para menteri memadati istana. Tidak
lama kemudian muncullah Daqianus dan mempelai wanitanya yang disambut
meriah dengan sorak tepuk tangan. Daqianus kemudian duduk dengan khusuk
di hadapan berhala yang berada di tengah-tengah istanah. Suasana menjadi
senyap. Daqianus menyembah berhala itu lalu kemudian menyerahkan
sesembahan lalu kembali bersujud pada patung yang terbuat dari emas itu.
Ia kemudian duduk dalam singgasananya menyaksikan para menteri dan
rakyatnya yang silih berganti menyembah berhala. Tiba-tiba Daqianus
terlihat gugup dan gelisah.
“Menteri, mana Martius dan Nairawis? Mereka tidak datang? ”
“Tidak tahu tuan. Mungkin mereka sedang dalam perjalanan”
“Jika mereka tidak datang ke hadapanku sekarang maka aku akan menyiksa keduanya!”
Tak lama kemudian mereka berdua pun datang dan segera menghadap gubernur mengucapkan selamat dan memberkati pernikahannya.
“Maafkan hambah Tuan. Hambah terserang penyakit ringan, makanya hambah meminta Nairawis untuk mengobatiku” kata Martius
“Benar Tuan,” sambung Nairawis, “Lihat saja wajahnya yang masih pucat”
“Ya ya.. sudahlah, mari bergembira. Silahkan beri penghormatan kepada sesembahan kita” kata Daqianus.
Keduanya pun segera mendekati berhala dengan enggan dan menyerahkan
perak sebagai sesembahan. Setelah itu mereka bergabung dengan pejabat
yang lain.
“Lihat” sergah Daqianus kepada menterinya Kaludius, “Mereka berdua tidak
menyembah berhala agung dengan khusuk dan mereka hanya memberikan
seserahan yang tidak berguna . ini menandakan betapa rendahnya iman
mereka”
“Maafkan mereka Tuan. Tuan tahu bahwa mereka masih belia. Jika mereka
diberikan tugas kenegaraan, mereka pasti akan semakin dewasa dan
bertindak hati-hati,” bela Kaludius
“Kau benar, tapi mereka adalah pejabat yang diperhitungkan dalam negeri
ini. Sungguh disayangkan sikap mereka tidak seperti ayahnya. Aku akan
menyelidiki mereka berdua.” Kata Daqianus tidak puas.
Semua pejabat larut dalam kesenangan hingga terbit fajar. Tanpa mereka
sadari Martus dan Nairawis ternyata telah meninggalkan pesta lebih awal.
Martus dan Nairawis adalah dua orang dari ketujuh Ashabul Kahfi. Ketika
Martus pulang ke rumahnya ia langsung berhadapan dengan ayahnya dengan
wajah merah padam. Martus segera menghindar namun ayahnya menarik kerah
bajunya dan memarahi anaknya atas kekecewaan terhadap perilakunya
sewaktu berada di istana. Martus kemudian mengurung diri di kamarnya,
menangis terseduh-seduh. Ia merasa disaingkan oleh seluruh penduduk
negeri bahkan oleh ayahnya sendiri yang amat ia sayangi yang bernama
Nasthas, salah seorang menteri dari Daqianus. Sedangkan, Nairawis ialah
anak dari menteri keprcayaan Daqianus yaitu Kaludius.
Suatu hari Daqianus menaruh curiga terhadap Kaludius terkait upeti yang
diminta kepada para pedagang negeri Syam. Ia pun segera memecat menteri
kepercayaannya ini. Karena sakit hati, Kaludius melakukan pemberontakan.
Ia mengumpulkan orang-orang yang sepihak dengannya dan menyerang
Daqianus. Pasukan Daqianus dipimpin oleh Nasthas ayah dari Martas
kemudian gugur dalam peperangan tersebut. Namun walaupun Narthas gugur
kemenangan tetap berada di tangan Daqianus. Kaludius kemudian ditangkap
dan dikirim ke Romawi untuk dipenggal.
Sementara itu, di rumah Maksalaminaya, seorang pengikut ajaran Nabi Isa
as, yang sangat tidak suka dengan pemerintahan Daqianus tiba-tiba
rumahnya diketuk. Masiklaminaya membukakan pintu. Ternyata yang ia temui
ialah Martus, sahabat yang sepaham dengannya. Mereka berdialog dengan
peristiwa yang baru saja menimpah negerinya . Mereka berdua ialah
orang-orang yang kehilangan orang yang mereka sayangi dari peristiwa
tragis itu.
Tidak lama mereka bercakap-cakap. Pintu rumah kembali diketuk. Ternyata
mereka adalah Nairawis dan Dainamus. Dainamus ialah seorang pedagang
yang selalu tertindas dalam ketidak adilan oleh para pedagang besar
orang-orang romawi. Mereka berempat terlibat dalam pembicaraan yang
serius. Hingga akhirnya mereka memutuskan untuk lari dari kota yang
penuh dengan kenistaan dan jauh dari Tuhan.
Mereka berempat inilah orang-orang dari Ashabul Kahfi.
Saat berada di rumah Maksalaminaya. Mereka mendengarkan kitab Injil yang
diperoleh dari Hawari Narthusia. Injil ini kemudian dibacakan oleh
Maksalaminaya. Pintu ditutup rapat agar tidak terdengar oleh mata-mata
dari Daqianus.
Keesokan harinya terdengar kabar bahwa putra dari Daqianus tewas
terbunuh di sungai. Pembunuhnya ialah Hawawi Narthusia seorang pengikut
Nabi Isa as. Ia segera ditangkap dan disiksa di hadapan Daqianus. Ketika
sedang mengawasi penyiksaan ini. Mata-mata Daqianus mengatakan kepada
Daqianus, “Tuan, aku pernah melihat pemuda ini bersama Martus dan
Nairawis beserta para pemuda lainnya. Aku kahwatir mereka bersekongkol
menyiapkan rencana licik ini. Mereka menyebarkan bahwa tuan adalah orang
sesat kerena menyembah berhala. Mereka juga mengatakan bahwa Anda kejam
dan sewenang-wenang. Aku khawatir mereka berusaha menggulingkan Tuan
dari jabatan terhormat ini”
Mendengar perkataan ini, Daqianus geram. “Pergi dan tangkap mereka
sekarang juga, jangan kembali jika kau tidak berhasil menangkapnya! Ada
berapa jumlah mereka? ”
“Mereka hanya berenam Tuan. Martus, Nairawis, Dainamus pedagang kecil
yang miskin, Maksalaminaya, Qalus, dan satunya lagi ialah Kartumis,
seorang pengawal istana yang telah lama menghilang dan menolak untuk
mengabdi sebagai pengawal Tuan lagi.
“Besok kau harus bawah mereka ke hadapanku. Jika tidak, akan ku penggal ehermu”
Diantara para pejabat Daqianus, ada yang simpati terhadap nasib Martus
dan Nairawis. Kabar ini pun tersampaikan ke telinga Martus. Mereka
berenam sepakat untuk melarikan diri ke negeri terdekat ar-Raqim.
Dalam perjalanan mereka beristirahat dalam sebuah gubuk di perbatasan
negeri. Ternyata dari dalam gubuk tersebut keluar seorang pria yang
sebaya dengan mereka.
“Siapa kalian wahai saudaraku? Adakah yang bias ku bantu?” Tanya pria yang ditemani oleh anjing itu
“Kami lari untuk mencari tempat dimana kami bisa menyembah Allah dengan tenang”
“Apakah kalian berasal dari kota yang pemerintahannya kejam, Daqianus?”
“Benar sekali. Engkau sendiri siapa?”
“Aku sudah tahun tinggal di kota itu. Daqianus memerintahkan aku untuk
menyembah berhala, namun aku enggan melaksanakannya. Ia memerintahkan
prajuritnya untuk membunuhku dan merampas tanahku. Aku tidak tahu harus
tinggal dimana. Makanya, ku bangun gubuk kecil ini”
“Kalau begitu bergabunglah bersama kami…”
“Namaku Yamlikha” potong pria itu.
“Sebaiknya engkau dan anjingmu ikut kami, Yamlikha,” tawar Nairawis
“Kita akan pergi jauh.. jauh sekali sampai kita tiak dapat terlihat oleh mata Daqianus yang congkak itu” tambah Masaklaminaya.
Disinilah cikal bakal pelarian pemuda Ashabul Kahfi dalam perjalanan
mereka kemudian beristirahat dalam sebuah gua. Dan tidak henti-hentinya
meminta perlindungan kepada Allah swt.
Allah swt menjadikan gua ini tampak menyeramkan sehingga siapa pun yang
medekati gua ini, akan terbesit ketakutan dan tak berani memasukinya. Ke
tujuh pemuda dan seeokor anjing ini akhirnya tertidur selama 309 tahun.
(al-Kahfi [18]:25)
300 tahun berlalu dengan pemimpin yang silih berganti dan semuanya ialah
orang yang amat kejam. Hingga akhirnya Allah swt menunjukkan jalan.
Negeri Syam kini dipimpin oleh seorang pengikut Nabi Isa as yang
memerintahkan rakyatnya agar menyembah Allah swt dan menghancurkan
berhala. Ia juga berlaku adil dan sangat bijaksan. Negeri Syam kini
menjadi negeri yang makmur dan rakyatnya terhindar dari kemiskinan.
Suatu hari, sekelompok penganut ajaran sesat mempengaruhi orang-orang
agar tidak percaya dengan adanya kehidupan setelah mati. Dan menentang
apa yang dikatakan oleh ajaran Nabi Isa as.
Mendengar berita tentang sekelompok penyebar ajaran sesat ini. Gebernur
Syam segera memanggil mereka ke istana. Gebernur menasiihati mereka
agar segera bertaubat dengan apa yang telah mereka katakana. Namun,
usahanya sia sia. Mereka tetap tidak merubah pendiriannya. Mereka
kemudian dipenjara. Dan dalam penjara Gubernur sering mengunjungi mereka
dan melakukan debat terbuka. Gubernur berusaha memberikan contoh
kehidupan kepada mereka agar mereka menyadari perbuatannya, namun tetap
saja mereka tidak bergeming.
Sang Gubernur kemudian mendirikan shalat dan berdoa kepada Allah swt
agar diberi petunjuk. Malam harinya ia bermimpi melihat matahari terbit
dari balik gunung ar-Raqim. Setelah itu aku melihat pemuda yang teguh
menyembah Allah. Salah seorang diantara mereka berkata “Sebarkan berita
gembira, Allah swt telah mendengarkan doamu”
Sementara itu dalam gua. Bersamaan dengan terbitnya matahari, anjing
milik Masaklaminaya terbangun dari tidur panjangnya. Ia heran melihat
tubuhnya ditumbui bulu yang amat lebat dan tampak meyeramkan. Anjing itu
kemudian menemui tuannya yang masih tertidur dan membangunkannya dengan
gonggongan. Singkat cerita mereka semua terbangun dan kaget melihat
keadaan mereka yang berubah drastis. Kukuh mereka tak pernah di potong
dan sangat panjang. Mereka heran melihat mereka tidur dengan rambut yang
masih pendek, dan ketika mereka terbangun, rambut mereka melebihi
tinggi mereka.
Salah seorang di antara mereka bertanya “Berapa hari kita tertidur” yang
lain menjawab “mungkin sehari atau setengah hari” “Hanya Allahlah
yang mengetahui berapa lama kita tertidur”
Bangun dari tidur panjang mereka dihimpit rasa lapar. Singkat cerita
Masaklaminaya beserta anjingnya keluar untuk membeli makanan.
Sesampainya di pasar orang-orang heran melihatnya ia tampak bagai
monster dan tidak mirip sama sekali dengan manusia. Ia memberikan uang
dari 309 tahun lalu yang saat ini tidak digunakan lagi. Peristiwa ini
mengundang keributan hingga akhirnya prajurit membawa Masaklaminaya ke
istana.
“Celakalah aku, aku tertangkap” Gumam Masaklaminaya dalam hati. Ia belum
sadar dengan apa yang sebenarnya terjadi bahwa mereka telah tertidur
selama 309 tahun. Ia mencoba memberontak dari jerat prajurit..
“Teman-teman tolog aku.. siapa pun tolong aku.. Ya Allah tolonglah
aku..”
Sesampainya di istana ketakutan Masaklaminaya berangsur-angsur meredah,
Ia tidak lagi melihat berhala terpajang di pintu masuk istana.. dalam
hatinya dipenuhi rasa penasaran dan bukan lagi ketakutan.
Singkat cerita Gubernur mendengarkan perkataan Masaklaminaya… salah
seorang menteri maju dan berkata “Kaukah salah seorang dari tujuh
pemudah yang melarikan diri dari Daaqianus?”
“Ya, Jadi tuan Tahu. Apakah tuan juga berada pada waktu itu?”
“Tentu saja tidak. Peritiwa itu sudah berlangsung 300 tahun yang lalu,
dan kisah hilangnya kalian terus dibicarakan oleh orang-orang”
Masaklaminaya tersungkur mendengar penjelasan itu.. Maha Suci Allah yang telah menunjukkan kuasanya.
Mengetahui kebenaran ini Gubernur segera memanggil tawanan kelompok yang
telah menyebarkan ajaran sesat dan menceritakan kisah Masaklaminaya
yang telah ditidurkan selama 309 tahun lamanya.
“Dimanakan keenam temanmu yang lainnya?” Tanya Gubernur
“Mereka menungguku di dalam gua untuk membawakan makanan untuk mereka ”
“Bawalah aku ke sana!”
Mereka pun segera menuju gua tempat mereka tertidur, gubernur mengikut
sertakan para tahanan sesat itu untuk membuktikan kebenaran kisah
Masaklaminaya.
Sesampainya di gua Masaklaminaya berkata kepada Gubernur. “Tuan jika
teman-temanku mendengar deruh langkah prajurit Tuan, mungkin saja mereka
bisa mati ketakutan. Untuk itu biarkanlah hambah masuk terlebih dahulu”
“Baiklah, aku mengerti.. lakukanlah apa yang hendak kau lakukan”
Masaklaminaya kemudian menemui teman-temannya dengan tidak membawa apa-apa.
“Ada apa Masaklaminaya, kenapa kau tidak membawa makanan?”
“Tenanglah saudaraku, akan kuceritakan apa yang sebenarnya terjadi”
Mengetahui apa yang terjadi sebenarnya.. mereka sadar telah hidup pada
zaman yang amat jauh dengan kehidupan mereka. Ketujuh pemuda itu
kemudian berdoa kepada Allah agar nyawa mereka di cabut. Hingga Allah
swt mengabulkan doanya dan mengangkat mereka menghadap sang Ilahi dengan
penuh kerinduan
Sementera itu pasukan yang resah telah lama menunggu masuk ke gua dan
mendapati ke tujuh pemuda itu.. para penyebar ajaran sesat itu pun tak
kuasa menahan deruh air mata yang mengalir dan menyadari kekuasaan Allah
swt dan bersujud di hadapan ke tujuh pemuda tadi.. Maha Suci Allah
dengan segalah Kuasa-Nya.
Semoga bermanfaat salam ..